Hal ini sering terjadi jika kita
tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Sebaiknya jangan cepat panic
bila saat kalian men-setting di suatu tempat, kalian medengar nada rendah yang
terlihat loyo. Ini bisa terjadi dikarenakan keterbalikan fase tersebut.
Contoh
sederhana hubungkan output dari dc player ke mixing console dan degarkan
suaranya denga seksama. Kemudian tekanlah tombol reverse dari salah satu
channel.dengarkan lagi suaranya, pasti salah satunya terdengar lebih baik.
4. Mic/line
Switch
tekan ini berfungsi untuk mengubah sirkuit gain control. Tergantung apakah yang
menjadi input adalah mic, effect return, atau tape deck/CD. Pada banyak mixing
console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input pada
channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe konektor balans 3 pin
XLR atau kadang biasa b=disebut jack canon. Sedagka lina input menggunakan jack
seperti yang sering dipakaijack gitar. Hal ini memugkinkan untuk mencolokkan
dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch hal ini untuk
mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan diantara keduanya..
Sebagai
contoh, kita dapat mencolokkan effect return dengan gain yang di set rendah
pada mic input, kemudian mencolokan lagi tape deck pada line input channel yang
sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak di butuhkan, kita tinggal
men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah
selesai dan butuh playback music dari tape deck /CD kita juga tinggal
men-switch pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel,
khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.
5. High Pass Filter
High
pass filter akan memotong frekuensi rendah dari inpu, yaitu dari 80 Hz ke
bawah. High pass filter dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak
memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi serendah itu. Misal-nya Hi-Hat,
vocal, dan gitar (khususya akustik). Sebaliknya tidak perlu diaktifkan (OUT),
terhadap channel drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar, karwena jika
diaktifkan akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.
6. EQ in/out
EQ
in/out merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menonaktifkan section
EQ pada channel. EQ in/out juga berguna untuk membanding-kan suara yang telah di-EQ
hanya dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
7. Group assigns
Group
assgns, atau disebut juga subgroup assigns, hanya terdapat pada mixing console
yang memiliki group. Misalkan pada mixing console tersebut tertulis 16/2,
berarti 16 channel 2 output (L/R). ini menunjukkan bahwa mixing console
tersebut memiliki 16 channel, 4 grup, dan 2 master L/R
Group
assigns, menentukkan kemana sinyal channel akan dikirim. Apakah ke grup atau ke
master L/R misalnya dalam sebuah mixing console yang memiliki 4 grup, kita
dapat mengirim semua channel drum ke grup 1, gitar dan bass ke grup 2, keyboard
ke grup 3, dan vocal ke grup 4. Sedangkan bila tersebut 8 grup, kita dapat
melakukan hal yang sama, namun semuanya dalam stereo. Kemudian seluruhnya
dikirim ke master L/R.
Mungkin
aka timbul pertanyaan, sepertiya ini tidak begitu berarti karena akhirnya
seluruhnya dikirim juga ke master L/R? bukankah lebih baik mengatur langsung
dari master? Tapi, keyataannya tidak begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita
telah membalans dan menyeimbangkan seluruh channel dan kemudian kita gabungkan
dengan bass gitar dalam grup 1-2. Pada saat itu pertunjukkan sedang berlangsung
kita hanya perlu mengawasi grup 1-2 untuk mengontrol level keseluruhan channel
drum dan bass. Begitu juga dengan backing
vocal atau instrument yang kita gabungkan dalam grup yang sama. Sebagian
besar grup assigns juga dilengkapi dengan pan control individual.
Menggunakan
grup assigns akan sangat membantu kita mengoperasikan system pada peampilan
live. Sinyal dan channel dapat dikirim ke grup mana yang kita mau atau juga
dikirim ke master misalnya, kita kirim channel penyanyi utama ke master L/R
sedangkan channel dari backing vocal ke grup yang kemudian di insert gate hanya
untuk grup tersebut, dan masih banyak kemungkinan lainnya.
8. PFL dan SOLO
Tombol
PFL ( Pre-fade Listening) akan membantu pada saat mendengar (melalui headphone)
channel yang tombol PFL/SOLO-Nya diaktifkan, juga untuk mengecek sinyal gain
pada channel. Misalnya pada saat soundcheck, sebelumnya membuka fader dari
channel, tekan tombol PFL, maka pada led indicator channel akan terlihat
seberapa besar gain input yang masuk ( apakah overload atau terlalu kecil)
sebelum suara dikirim keseluruh system.
Pada
beberapa tipe mixing console hanya terdapat tombol SOLO yang berguna pada saat
soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yangditekan tombol SOLO
nya ke master L/R. ingat pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum band
mulai bermain.
9. auxiliary sends
Dari
tombol putar ini dapat dikirm sinya dari channel tersebut keluar mixing console
(melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer). Kemudian dari tombol ini juga dapat
di control level sinyal yang dikirimnya tadi. Sinyal yang dikirim ini terpisah
sama sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirimkan sinyal ke
system monitpr atau juga ke berbagai macam unit effect, dan dari keluaran
effect dikirm lagi ke channel yang berbeda pada mixing console.
Mixer
yang palig sedehana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua aux send. Satu
untuk mengirim sinyal ke monitor dan satu lagi untuk mengirim effect (echo dan
reverb). Sedangkan pada mixing console yang lebih besar memiliki 4-5 atau 8 aux
send yang kemudian di bagi lagi atas pre-fade atau post-fade.
10. Pre-fade
Pada
mixer besar pada umunya terdapat auxiliary yag terbagi atas pre-fade atau
post-fade. Sinyal yang dikirim dari pre-fade tidak mengalami pengaruh dari
channel atau belum mengalami proses dari channel. Oleh karena itu, pre-fade
yang pre-EQ-nya baik dan ideal digunakan untuk mengirim sinyal ke monitor
section.
11. Post-fade
Post-fade adalah kebalikan dari
pre-fade. Semua sinyal yang dikirim melalui post-fade telah melalui proses dari
channel atau ikut pegaruh dari channel fader, baik EQ maupun levelnya. Post fade
serinng digunakan untuk mengirim sinyal ke effect, atau mengirim sinyal ke
mixer yang terpisah untuk keperluan broadcast (stasiun TV atau radio) dan
sebagianya. Tidak ada keterkaitan dalam pemilihan penggunaan auxiliary send.
Bisa saja menggunakan pre-fade mengirim
sinyal ke effect karena akan mendapatkan level original dari input. Hanya saja
tetap harus melakukan pengotrolan level dari effect pada saat bersamaan.
12. auxiliary master
Setiap
auxiliary dari channel yang memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level
untuk keseluruhannya misalnya, aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk
mengatur seluruh level dari aux 1 ke setiap channel. Begitu juga auxiliary
lainnya. Ini berarti bahwa jika mixer memiliki 4 out, maka akan terdapat 4
auxiliary master.
Perhatikan
beberapa tombol jenis aux master, effect master, monitor master, atau sesuatu
yang lebih kurang berfungsi sama. Untuk setting awal, putar tombol tersebut
pada posisi pukul 2, kemudian lakukan setting pada channel. Jika ternyata masih
kurang kuat, tambahkan lagi atau terlalu keras, kurangi. Semuanya tergantung
pada situasi.
13. Auxiliary return
Sinyal
yang telah dikirim melalu auxiliary out ke unit effect apakah delay, reverb,
atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk menggabungkan dan
diseimbangkan secara tepat dengan level dari sinyal orisinil sumber tadi.
Walaupun cukup banyak juga mixing console yang memilki pengaturan effect return
secara khusus yang biasanya bukan dalam bentuk slider (potensic geser).
Bila
memang masih terdapat channel yang daoat digunakan sebagai masuknya effect,
kita dapat melakukan pengaturan dengan selider yang lebih memudahkan seperti
melakukan pengaturan pada channel standar. Namun, pengaturan dengan aux return
juga sama sperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar kearah
kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect.
Perhatikan!
Jika kalian membuka sedikit saja aux send dari channel yang telah digunakan
sebagai effect return, akan berakibat feedback dan noise. Atasi segera dengan
menurunkan level dri channel, kemudian periksa aux send pada channel.
14. Panel Belakang
Panel
belakang mixing console menjadi salah satu yang sangat penting untuk di
perhatikan, karena disinilah seluruh kabel (baik input maupun output)
terhubung, termasuk kabel snake, tape deck tape/CD, atau juga untuk mengirim
atau menerima effect (send atau return,)
sampai ke main output (untuk mengirim system utama). Berbeda tipe mixing
console akan berbeda pula posisi panel belakangnya (kalau teliti pasti tidak
akan terlalu membingungkan). Untuk setiap channel terdapat terminak masukkan
mic yang biasanya terdiri dari konektor XLR. Namun ada yang selain mic, namun
terpisah (biasanya dengan jack gitar blance/TRS).
15. Insert
Insert
digunakan untuk mengolah sinyal melalui effect seperti gate, compressor, atau
EQ hanya untuk channel yang di insert. Fungsinya bisa kita inginkan menggunakan
effect atau apapun untuk memproses satu channel saja yang kita inginkan, karena
insert adalah jalur untuk mengalirkan dan menerima kembali.